Sejarah SMA Angkasa Adisutjipto

Latar Belakang dan Inisiasi (1968-1970):

Kebutuhan akan pendidikan tingkat menengah di lingkungan Pangkalan Udara (Lanud) Adisutjipto Yogyakarta menjadi pendorong utama pendirian SMA Angkasa. Pada pertengahan tahun 1960-an, fasilitas pendidikan di dalam kompleks Lanud masih terbatas pada jenjang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Hal ini menimbulkan kendala bagi putra-putri anggota TNI Angkatan Udara (AURI) yang bertugas di Lanud Adisutjipto, serta masyarakat sekitar yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Melihat kondisi tersebut, pimpinan AURI pusat mengeluarkan kebijakan yang memungkinkan setiap pangkalan udara untuk mendirikan SLTP dan SLTA. Kebijakan ini disambut baik oleh Komandan Lanud Adisutjipto pada saat itu. Beliau menyadari betul pentingnya ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai di lingkungan kerjanya, tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan personel tetapi juga untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Gagasan pendirian SMA di Lanud Adisutjipto mulai dimatangkan sekitar tahun 1968. Beberapa tokoh di lingkungan Lanud Adisutjipto mulai melakukan penjajakan dan perencanaan awal. Mereka melihat bahwa potensi siswa lulusan SD di lingkungan Lanud dan sekitarnya cukup besar, sehingga keberadaan SMA akan sangat bermanfaat.

Proses Pendirian dan Penunjukan Kepala Sekolah (Awal 1970):

Setelah melalui berbagai pertimbangan dan perencanaan, keputusan resmi untuk mendirikan SMA Angkasa Adisutjipto dikeluarkan. Tanggal 1 April 1970 kemudian ditetapkan sebagai tanggal resmi berdirinya sekolah ini. Penetapan tanggal ini unik karena tidak mengikuti tahun ajaran baru, melainkan disesuaikan dengan siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang baru pada saat itu. Hal ini menunjukkan bahwa pendirian sekolah ini mendapatkan dukungan dan alokasi anggaran dari pemerintah melalui AURI.

Langkah selanjutnya adalah menunjuk seorang kepala sekolah yang akan bertanggung jawab dalam merintis dan mengembangkan SMA Angkasa. Pilihan jatuh kepada Bapak Drs. Wiratmo, seorang tokoh pendidikan yang memiliki dedikasi dan visi yang kuat. Penunjukan beliau menjadi tonggak penting dalam sejarah awal sekolah ini. Bapak Drs. Wiratmo memiliki peran sentral dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan, merekrut tenaga pengajar, dan membangun citra awal SMA Angkasa di masyarakat.

Masa-Masa Awal dan Tantangan (1970-an):

Pada awal berdirinya, SMA Angkasa Adisutjipto belum memiliki gedung sekolah sendiri. Kegiatan belajar mengajar terpaksa dilaksanakan di gedung Sekolah Dasar (SD) Adisutjipto pada sore hari, setelah kegiatan belajar mengajar di SD selesai. Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para siswa dan guru. Namun, semangat untuk belajar dan mengajar tetap tinggi.

Untuk mengatasi masalah transportasi siswa yang berasal dari luar Lanud, pihak AURI menyediakan fasilitas bus sekolah gratis. Langkah ini sangat membantu dan meringankan beban orang tua siswa, sekaligus menunjukkan komitmen AURI terhadap pendidikan putra-putri anggotanya dan masyarakat sekitar.

Tantangan lain yang dihadapi pada masa awal adalah ketersediaan tenaga pengajar yang kompeten. Pada awalnya, Bapak Drs. Wiratmo aktif mencari dan merekrut guru-guru dari sekolah-sekolah negeri di Yogyakarta. Beliau berupaya mendapatkan guru-guru terbaik yang bersedia mengajar di SMA Angkasa meskipun dengan segala keterbatasan yang ada.

Seiring berjalannya waktu dan semakin dikenalnya SMA Angkasa di masyarakat, rencana awal untuk melibatkan tenaga pengajar dari AURI secara bertahap mulai direalisasikan. Guru-guru yang memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian yang relevan dari lingkungan AURI mulai menggantikan guru-guru negeri. Hal ini menjadi ciri khas SMA Angkasa sebagai sekolah yang berada di bawah naungan TNI Angkatan Udara.

Di Bawah Naungan Yayasan Ardya Garini:

SMA Angkasa Adisutjipto secara organisatoris berada di bawah naungan Yayasan Ardya Garini. Yayasan ini merupakan organisasi yang didirikan oleh TNI Angkatan Udara dan memiliki fokus pada bidang pendidikan dan kesejahteraan keluarga besar TNI AU. Melalui Yayasan Ardya Garini, SMA Angkasa mendapatkan dukungan dalam berbagai aspek, mulai dari pengembangan fasilitas, peningkatan kualitas tenaga pengajar, hingga pembinaan kesiswaan.

Fokus pada Disiplin dan Karakter:

Sejak awal berdirinya, SMA Angkasa Adisutjipto dikenal memiliki lingkungan pendidikan yang menjunjung tinggi kedisiplinan. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang sekolah yang berada di lingkungan militer. Kedisiplinan diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sekolah, mulai dari kehadiran, berpakaian, hingga tata tertib belajar. Selain itu, sekolah juga memberikan perhatian yang besar pada pengembangan karakter siswa, menanamkan nilai-nilai kebangsaan, kepemimpinan, dan tanggung jawab.

Perkembangan dan Kontribusi:

Seiring berjalannya waktu, SMA Angkasa Adisutjipto terus berkembang dan menunjukkan kontribusinya dalam dunia pendidikan. Sekolah ini telah meluluskan ribuan siswa yang berhasil meraih kesuksesan di berbagai bidang. Alumni SMA Angkasa tersebar di berbagai profesi, baik di lingkungan militer maupun sipil.

SMA Angkasa Adisutjipto juga terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengikuti perkembangan zaman, baik dalam hal kurikulum, metode pembelajaran, maupun fasilitas pendukung. Sekolah ini tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai sekolah yang disiplin dan berkarakter, namun juga terbuka terhadap inovasi dan perubahan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.

Kisah berdirinya SMA Angkasa Adisutjipto adalah cerminan dari semangat dan komitmen untuk memajukan pendidikan, bahkan di tengah keterbatasan. Dari gagasan sederhana untuk memfasilitasi pendidikan putra-putri anggota TNI AU dan masyarakat sekitar, SMA Angkasa Adisutjipto telah tumbuh menjadi salah satu institusi pendidikan yang dihormati di Yogyakarta.